Perkembangan Covid Varian Delta Perlu Diwaspadai

Pejabat kesehatan di Indonesia berusaha mengatasi virus COVID-19 varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India sebagai penyebab lonjakan besar-besaran COVID-19 yang telah membuat jumlah kasus baru setiap hari lebih dari tiga kali lipat dalam beberapa pekan terakhir, tetapi beberapa pakar penyakit menular terkemuka di negara itu mengatakan alasan sebenarnya lebih dekat ke rumah.

“Penyebaran varian virus ini sangat cepat,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam seminar online, Minggu, seraya menambahkan bahwa varian tersebut telah mendapat pijakan di Indonesia melalui pelabuhannya.

“Karena banyak pelabuhan di Indonesia yang mengangkut barang dan banyak juga yang berasal dari India, mereka masuk dari sana,” ujarnya.

Namun para ahli yang diwawancarai mengatakan varian Delta bukanlah masalah utama.

Mereka mengatakan lonjakan tersebut adalah hasil dari perjalanan di akhir bulan Ramadhan – ketika banyak orang mengabaikan larangan bepergian untuk mengunjungi kampung halaman mereka, tidak adanya kebijakan kesehatan yang kohesif ditambah dengan pesan yang membingungkan, privatisasi rezim pengujian dan pelacakan yang tidak efektif.

Sementara perjalanan dibatasi di bandara domestik dan terminal feri dari 22 April hingga 24 Mei, pemerintah memperkirakan antara lima dan enam juta orang masih berpindah antar kota di dua pulau Jawa dan Sumatra yang paling padat penduduknya di Indonesia selama masa liburan.

“Semua varian COVID menjadi perhatian tetapi varian Delta belum terbukti lebih mematikan,” kata profesor Universitas Udayana Gusti Ngurah Mahardika, ahli virus paling senior di Bali. “Hanya mendapat medali perak; juara di Indonesia masih varian Alpha. Saya yakin varian Delta dijadikan kambing hitam karena ketidakmampuan pemerintah mengendalikan pandemi.”

Otoritas kesehatan pada hari Kamis melaporkan 12.624 kasus – kenaikan harian tertinggi sejak Februari – menjadikan total kasus di Indonesia hampir dua juta.

Mahardika mengatakan hampir tidak mungkin untuk menunjukkan dengan tepat alasan lonjakan karena tingkat infeksi “sangat tidak dilaporkan” sehingga data kesehatan “tidak dapat dirujuk” di Indonesia, tetapi ia menunjuk sejumlah kemungkinan penyebabnya.

“Orang-orang yang bepergian selama Ramadhan memainkan peran, tidak ada pertanyaan tentang itu,” katanya. “Tetapi kami adalah negara yang tidak terorganisir, sebagian besar fokusnya adalah pada ekonomi dan orang-orang mengalami kelelahan dan kelelahan COVID. Di ibukota (Bali) Denpasar tempat saya tinggal, kafe dan restoran penuh setiap malam.”

Ahmad Utomo, konsultan biologi molekuler di Jakarta yang mengkhususkan diri dalam diagnosis infeksi paru-paru, setuju bahwa varian Delta digunakan untuk mengaburkan manajemen pandemi yang salah.

“Saya sangat setuju dengan itu. Apapun variannya, butuh aktivitas manusia untuk mereplikasi,” ujarnya. “Indonesia melakukan pekerjaan yang baik dalam pelacakan genom, begitulah cara mereka mengetahui varian Delta ada di sini.

Dr Dicky Budiman, seorang ahli epidemiologi yang telah membantu merumuskan strategi manajemen pandemi Kementerian Kesehatan Indonesia selama 20 tahun, mengatakan meskipun varian Delta lebih menular daripada varian Alpha, varian terakhir inilah yang mendorong wabah saat ini.

“Saat ini penyebaran varian Delta sangat kecil, sedangkan varian Alpha disebarkan oleh anggota masyarakat yang tidak mematuhi larangan bepergian,” katanya kepada Al Jazeera. “Saya setuju varian Delta dijadikan kambing hitam. Kami lebih dari satu tahun memasuki pandemi, tetapi pemerintah telah membuktikan bahwa itu tidak mampu mengendalikan COVID-19.”

Sementara varian Alpha mungkin masih dominan, Buduman memperingatkan bahwa hanya masalah waktu sebelum strain Delta mengambil alih.

Dia khawatir Indonesia akan segera menghadapi wabah yang sebanding dengan India.

“Varian Delta akan menyebabkan infeksi bulan depan,” katanya. “Saya memprediksi Juli akan ada beban kasus yang besar di masyarakat dan meningkatnya kematian di Jawa karena 40 persen penduduk Indonesia tinggal di pulau dan kepadatan ini menempatkan mereka dalam situasi yang sangat berbahaya.

Bisnis Koe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas